Phutsa atau sering disebut Apel India merupakan tanaman yang bandel dalam legenda India digambarkan sebagai tanaman yang di anugerahi kekuatan bertahan hidup, jadi seburuk apapun ia terpotong atau walaupun hanya punya satu akar tanaman ini mampu hidup dengan baik.
Eddy Soesanto, pemilik nurseri Tebu Wulung. Alumni ASRI Yogyakarta itu mengaku tidak memperlakukan khusus pada tanaman putsanya. ‘Saya heran ketika ditanya mengapa putsa tidak berbuah. Karena setahu saya tanaman putsa itu bandel,’ katanya. Rontoknya bunga mungkin disebabkan oleh hujan atau angin. Namun, hal itu sangat jarang terjadi. Putsa miliknya kebanyakan ditanam dalam tabulampot ukuran 24 liter dan diletakkan di halaman tanpa naungan. ‘Lebih baik ditempatkan di luar naungan karena tanaman putsa membutuhkan sinar matahari penuh,’ tambahnya.
Kunci agar Phutsa mau berbuah adalah cahaya cukup, penjarangan daun dan buah, pemupukan tepat serta lingkungan kering
Tanaman ini senang hidup dilingkungan kering, oleh karenanya siapkan media yang porous saat menanamnya. Pakai campuran sekam bakar, sekam mentah, tanah merah, dan pupuk kandang sapi. Komposisinya 1:1:1:1. Supaya putsa tumbuh baik, ganti media setahun sekali. Jangan lupa saat memindahkan putsa ke pot lebih besar taruh sekam bakar atau sekam mentah di permukaan bawah media. Itu untuk menjaga agar air mengalir lancar, tapi tanah dan pupuk tidak terbawa. Meski suka lingkungan kering untuk pembuahan dibutuhkan cukup air. Lakukan penyiraman 2 kali sehari, pagi dan sore. Memasuki masa generatif lakukan stresing air bila ingin mendapatkan bunga serempak. Caranya, hentikan sementara penyiraman. Pada hari ke-5 perlakuan, putsa disiram kembali. Saat itu kondisi daun menguning, tapi beberapa hari kemudian kembali hijau diiringi munculnya calon buah.
Pemangkasan :
Putsa adalah tanaman yang mudah tumbuh, berbunga, dan berbuah, tidak tergantung musim. ‘Bahkan kita bisa mengatur kapan putsa ingin kita buahkan,’ tambah pria asal Jepara itu. Untuk membungakan, lakukan pemangkasan terlebih dahulu. Seminggu sebelum pemangkasan, tanaman diberi pupuk NPK seimbang, 16:16:16. Atau, dapat juga menggunakan pupuk Urea, TSP, dan KCl untuk mengganti pupuk NPK yang harganya lebih mahal.
Satu bulan kemudian tanaman mulai berbunga dan berbuah seukuran bola bekel setelah 3 bulan sejak pemangkasan. Untuk mendapatkan buah yang lebih besar, sebaiknya sisakan 2 buah saja di setiap ranting dan dibungkus plastik atau jaring halus supaya tidak diserang lalat buah, selain itu jangan lupa untuk memetik 2-3 helai daun disekitar buah sehingga nutrisi yang terdistribusi dapat terkonsentrasi untuk pembesaran buah. ‘Kualitas buah pasti lebih baik: ukuran besar, kulit mulus, dan manis saat dicicipi,’ tutur Eddy.
Dari kasus-kasus putsa yang tidak berbuah, Eddy menyimpulkan biasanya karena tanaman sudah dewasa atau tua, dan jarang dipangkas. Pemangkasan ini penting, karena merangsang tunas dan bunga baru, serta menjaga pertumbuhan agar tidak ngelancir terus ke atas.
Pemangkasan dapat dilakukan untuk dua tujuan. Yang pertama untuk kepentingan artistik dengan tujuan mengisi cabang yang kosong serta menyeimbangkan bentuk tanaman, dan kedua untuk menumbuhkan bunga serta membuahkan. Untuk tujuan yang kedua ini, pemangkasan dapat dilakukan menyeluruh pada semua cabang tanaman.
Waspadai hama !
Penyiraman yang cukup ini juga salah satu hal penting yang sering dilupakan oleh pemilik tanaman putsa, sehingga bunga Ziziphus zizyphus itu rontok. Selain penyiraman, sebaiknya tanaman putsa dipupuk 1 bulan sekali dengan dosis NPK sekitar 1 sendok makan atau 25 gram (untuk tanaman umur setahun setelah okulasi). Tanaman yang lebih besar, dosis ditingkatkan menjadi 2-3 kali lipat. Lebih baik, pemupukan dilakukan sesering mungkin, misal dua minggu sekali dengan dosis setengahnya.
Setelah berbunga dan menjadi buah, hama yang diwaspadai adalah lalat buah Bactrocera sp. yang menyebabkan buah busuk dan rontok. Untuk mencegahnya, ketika buah seukuran kelereng segera dibungkus dengan plastik yang dilubangi atau pembungkus lain.
Selain lalat buah, hama yang biasa menyerang putsa adalah kutu putih dan penggerek batang. Untuk kutu putih, lakukan penyemprotan dengan pestisida, deterjen, dan perekat. Dengan deterjen, sarang kutu putih dapat membuka, sehingga pestisida dapat mengenai tubuh serangga. Namun, apabila serangan sudah parah, lebih baik daun-daun yang sudah terkena dipotong dan dimusnahkan. Hama penggerek batang dimatikan dengan cara menyumpalkan kapas yang dililitkan di ujung lidi dan dicelup pestisida ke dalam lubang masuknya.
Referensi : http://www.trubus-online.co.id/, Putra kencana arta N.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar